Minggu, 17 November 2013

DIMULAI HARI INI

Akan ada hari
Hari dimana setiap mata memandang mu
Hari dimana dirimu berdiri
Sedangkan yang lain masih terduduk
Hal yang baru setiap harinya
Hal yang baru yang membuatmu berbeda
Capailah langit mu
Capailah mimpi mu
Hari dimana dirimu akan menjadi pemimpi
Selagi mimpi itu kau simpan
Selagi dirimu yakin
Tak ada yang tak mungkin
Setiap hal itu mudah saat dirimu menganggapnya mudah
Dan pada akhirnya
Dirimu yang akan memimpin dirimu sendiri
Dirimu yang akan memimpin orang disekitar
Dirimu yang akan merubah yang ingin dirubah
Karena hari ini saatnya
Karena hari inilah dirimu harus memulainya
Memulai apa yang harus dilakukan

Demi senyum dimasa depan

            HANYA SEKEDAR CURAHAN HATI


Cinta itu menyakitkan saat kita terlalu percaya bahwa cinta bisa membuat bahagia, tetapi cinta tak akan bermakna saat kita mencintai hanya dengan diselimuti rasa curiga. Ada saat nya kita memberikan kepercayaan dan percaya pada orang yang kita cintai. Ada kalanya pula kita curiga dengan sikap yang berubah dari dirinya. Jangan memberikan semua yang kita miliki demi cinta, karena sesungguhnya cinta itu tidak melihat apa yang telah kita berikan tetapi melihat apa yang akan kita berikan. Tujuan dari cinta adalah membuat bahagia satu sama lain, bukan membuat bahagia salah satu pihak dan memaksakan kehendak untuk mendapatkan kebahagian. Hal-hal yang dimulai dengan sifat pemaksaan akan berujung sakit pada akhirnya. Bukankah semua itu bisa dibicarakan, tanpa harus dengan emosi. Mengertilah makna cinta sesungguhnya sebelum kita memberikan cinta. Berikan cinta hanya untuk satu orang dan jangan pernah menghianati cinta itu. Berikan waktu terbaik untuk memberikan cinta itu. Dan bila waktunya tiba kita akan mengerti cinta itu mudah saat kita tak membuatnya rumit. Pintar-pintarlah mencari cinta dan jangan memulai cinta hanya dengan nafsu. Saat cinta telah dicampur dengan nafsu dan kita masuk kedalamnya, kelihatannya hanya membuat rugi salah satu pihak, padahal sesungguhnya kedua belah pihak telah dirugikan dengan merusak masa depan mereka masing-masing. Segala sesuatu yang dimulai hanya dengan nafsu, hanya akan berakhir pahit. Mulailah cinta dengan rasa saling menghormati. Menghormati bahwa wanita yang kita cintai adalah wanita yang harus dijaga bukan dijamah, menghormati bahwa laki-laki yang kita cintai adalah laki-laki yang harus disanjung dan dibenarkan kesalahannya bukan diejek dan selalu dibenarkan walaupun dia salah. Wanita yang baik adalah wanita yang bisa membuat pasangannya menjadi yang sempurna dalam hidupnya. Laki-laki yang baik adalah laki-laki yang bisa menjaga kehormatan pasangannya. Hidup ini masih panjang, jangan mau terjerumus kedalam cinta sesaat. Peristiwa disekitar kita, jadikan itu pelajaran buat kita menjalani hidup. Bukan hanya masalah yang pernah kita dapatkan untuk menjadikan kita kuat, tetapi masalah orang lain pun harusnya dapat kita buat sebagai penguat dan pelajaran dalam hidup kita. Selagi kita masih bisa berpikir jernih, kita akan mendapatkan kebahagiaan. Tuhan memberikan kita otak tapi tidak dengan pikiran. Pikiran itu dibentuk oleh kita sendiri. Ingin lebih banyak berpikir buruk dan menyalahkan takdir hidup atau selalu berpikir baik bahwa takdir dapat diubah saat kita bersungguh-sungguh mau berusaha. Cinta melibatkan orang disekitar kita, jangan cinta tanpa melihat orang-orang disekitar kita apalagi melupakannya. Adakalanya orang disekitar kita adalah media dari Tuhan untuk mengingatkan kepada kita bahwa orang yang kita cinta adalah oang yang salah. Tapi terkadang kita terlalu egois dan tak mau mendengarkannya. Cinta itu bukan khayalan, bukan mimpi, bukan membenarkan hal yang salah dan menyalahkan hal yang benar, bukan kebahagiann berdua. Cinta itu realitas hidup. Terkadang kata-kata orang disekitar kita lebih baik daripada kata hati kita sendiri.
BAB 3       
PRINSIP  DASAR PENYELENGGARAAN NEGARA
A.    POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD
kandungan pemikiran yang terdapat dalam Pembukaan  Undang-Undang  Dasar 1945 mencakup empat  pokok pikiran, yaitu:
·         Pertama , bahwa Negara Indonesia adalah negara yang  melindungi  dan meliputi  segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham perseorangan; 
·         Kedua, bahwa Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya; 
·         Ketiga, bahwa Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan kedaulatan rakyat yang juga disebut sebagai sistem demokrasi; dan 
·         Keempat, bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berke-Tuhanan Yang  Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
keempat alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar masing-masing mengandung pula  cita-cita luhur dan filosofis yang harus menjiwai keseluruhan sistem berpikir materi  Undang-Undang Dasar, yaitu :
·         Alinea Pertama menegaskan keyakinan  bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan  itu adalah hak asasi segala bangsa, dan karena itu segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
·         Alinea Kedua menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya berhasil mengantarkan bangsa Indonesia  ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
·         Alinea Ketiga menegaskan pengakuan bangsa Indonesia akan ke-Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan dorongan spiritual kepada segenap bangsa untuk memperjuangkan perwujudan cita-cita luhurnya, yang atas dasar keyakinan spiritual serta dorongan luhur itulah rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
·         Alinea Keempat menggambarkan visi bangsa Indonesia menge Alinea Keempat  menggambarkan visi bangsa Indonesia mengenai bangunan kenegaraan yang hendak dibentuk dan diselenggarakan dalam rangka melembagakan  keseluruhan cita-cita bangsa untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam wadah Negara Indonesia. Alinea keempat ini menentukan dengan jelas mengenai Tujuan Negara dan Dasar Negara Indonesia sebagai  Negara yang menganut prinsip demokrasi konstitusional. 

B.     SEMBILAN PRINSIP PENYELENGGARAAN NEGARA
Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan di atas, dapat dikemukakan bahwa adanya sembilan prinsip pokok yang mendasari penyusunan sistem penyelenggaraan Negara Indonesia dalam rumusan Undang-Undang di masa depan. Prinsip itu adalah :
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Cita Negara Hukum atau Nomokrasi
3.      Paham Kedaulatan demokratis ( democratische rechtsstaat )
4.      Demokrasi Langsung dan  Demokrasi perwakilan
5.      Pemisahan  Kekuasaan dan  Prinsip ‘ Checks and Balances ’
6.      Sistem Pemerintahan Presidensiil
7.      Prinsip Persatuan dan Keragaman dalam Negara Kesatuan
8.      Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar Sosial
9.      Cita Masyarakat Madani

1. Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa                                                  
Undang-Undang Dasar merupakan dokumen hukum yang mewujudkan cita-cita bersama setiap rakyat Indonesia yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Sesuai dengan  pengertian sila pertama Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar, setiap manusia Indonesia sebagai rakyat dan warga negara Indonesia, diakui  sebagai insan  beragama  berdasarkan  ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Paham ke-Tuhanan Yang Maha Esa tersebut merupakan pandangan dasar dan bersifat primer yang secara substansial menjiwai keseluruhan  wawasan kenegaraan  bangsa Indonesia.
Keyakinan akan prinsip ke-Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam sila kedua Pancasila, yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab, berisi paham persamaan kemanusiaan ( egalitarianisme ) yang menjamin peri kehidupan yang adil, dan dengan keadilan itu kualitas peradaban bangsa dapat terus meningkat dengan sebaik-baiknyanya.  Dalam kehidupan bernegara, prinsip ke-Maha-Kuasa-an Tuhan Yang Maha Esa tersebut  diwujudkan dalam paham  kedaulatan rakyat ( democracy ) dan sekaligus dalam  paham kedaulatan  hukum  ( nomocracy ) yang saling berjalin berkelindan satu sama lain. Keduanya diwujudkan dalam pelembagaan sistem demokrasi berdasar atas hukum ( constitutional democracy ) dan prinsip negara hukum yang demokratis ( democratische rechtsstaat ).

2. Cita Negara Hukum dan “ The Rule of Law “

Bentuk pemerintahan Indonesia adalah ‘Republik’. Disebut Republik, dan bukan Kerajaan  (monarchi) , karena pengalaman bangsa Indonesia di masa sebelum kemerdekaan, penuh diliputi oleh sejarah kerajaan-kerajaan. Falsafah dan kultur politik yang bersifat ‘kerajaan’ yang didasarkan atas sistem feodalisme dan paternalisme, tidaklah dikehendaki oleh bangsa Indonesia modern. Bangsa Indonesia menghendaki  negara modern dengan pemerintahan  ‘res publica’ . Dalam  konstitusi  ditegaskan  bahwa  negara Indonesia adalah Negara Hukum ( Rechtsstaat ), bukan Negara Kekuasaan ( Machtsstaat ). Di dalamnya  terkandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur dalam Undang-Undang Dasar, adanya jaminan-jaminan hak asasi  manusia dalam Undang-Undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak  memihak yang menjamin  persamaan setiap  warga  negara dalam  hukum,  serta  menjamin keadilan  bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan  wewenang  oleh pihak yang berkuasa. Prinsip Negara Hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi  yang  diatur  dalam  Undang-Undang Dasar. Karena  itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-Undang Dasar ( constitutional  democracy ) yang haruslah diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis ( democratische rechtsstaat ).     

3. Paham Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
      
Pemilik kekuasaan tertinggi yang sesungguhnya dalam negara Indonesia adalah rakyat. Kekuasaan itu harus disadari berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat . Bahkan kekuasaan hendaklah diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat. Dalam sistem konstitusional yang berdasarkan Undang-Undang Dasar, pelaksanaan kedaulatan rakyat haruslah disalurkan dan diselenggarakan menurut prosedur konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi ( constitutional democracy ). Perwujudan gagasan demokrasi  memerlukan instrumen hukum, efektifitas dan keteladanan kepemimpinan, dukungan  sistem pendidikan masyarakat, serta basis kesejahteraan sosial ekonomi yang berkembang makin merata dan berkeadilan. Karena itu, prinsip kedaulatan rakyat ( democratie ) dan kedaulatan hukum ( nomocratie ) hendaklah diselenggarakan secara beriringan sebagai dua sisi dari mata uang yang sama. Untuk itulah, maka Undang-Undang Dasar Republik Indonesia hendaklah menganut pengertian bahwa Negara Republik Indonesia itu adalah Negara Hukum yang demokratis ( democratische rechtsstaat )  dan  sekaligus adalah Negara Demokrasi yang berdasar atas hukum ( constitutional democracy ) yang tidak terpisahkan satu sama lain.                

4. Demokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilan

 Secara langsung, kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam tiga cabang kekuasaan yang tercermin dalam :
a.      Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri dari :
·         Dewan Perwakilan Rakyat
·         Dewan Perwakilan Daerah
b.      Presiden dan Wakil Presiden 
c.       Mahkamah Agung yang terdiri dari :
·         Mahkamah Konstitusi
·          Mahkamah Kasasi
Dalam menentukan kebijakan pokok pemerintahan dan mengatur ketentuan-ketentuan hukum berupa Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang ( fungsi legislatif ), serta dalam menjalankan fungsi pengawasan ( fungsi kontrol ) terhadap jalannya  pemerintahan, pelembagaan kedaulatan rakyat itu disalurkan melalui sistem perwakilan, yaitu melalui Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Penyaluran kedaulatan rakyat secara langsung ( direct democracy ) dilakukan melalui pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pelaksanaan referendum untuk menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap  rencana  perubahan atas  pasal-pasal  tertentu  dalam  Undang-Undang Dasar. Di samping itu, kedaulatan rakyat dapat pula disalurkan setiap waktu melalui  pelaksanaan hak atas kebebasan berpendapat, hak atas kebebasan pers, hak atas kebebasan informasi, hak atas kebebasan beroganisasi dan berserikat serta hak-hak asasi lainnya yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar.       

5. Pemisahan Kekuasaan dan Prinsip “ Check and Balances “        

Prinsip kedaulatan yang berasal dari rakyat tersebut di atas selama ini hanya diwujudkan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat, pelaku sepenuhnya kedaulatan rakyat, dan yang diakui  sebagai lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Dari Majelis inilah, kekuasaan rakyat itu dibagi-bagikan secara vertikal ke dalam lembaga-lembaga tinggi negara yang berada di bawahnya. Karena itu, prinsip yang dianut disebut sebagai prinsip pembagian kekuasaan ( division or distribution of power ). Akan tetapi, dalam Undang-Undang Dasar ini, kedaulatan rakyat itu ditentukan dibagikan secara horizontal dengan cara memisahkannya ( separation of power ) menjadi kekuasaan-kekuasaan yang dinisbatkan sebagai fungsi lembaga-lembaga negara yang sederajat dan saling mengendalikan satu sama lain berdasarkan prinsip ‘checks and balances’.    
MPR tetap merupakan lembaga yang tersendri disamping fungsinya sebgai rumah penjelmaan seluruh rakyat yang terdiri atas anggota DPR dan DPD. Prinsip perwakilan daerah di dalam DPD harus dibedakan hakikatnya dari prinsip perwakilan rakyat dalam DPR. Maksudnya ialah agar seluruh aspirasi rakyat benar-benar dapat dijelmakan ke dalam MPR yang terdiri atas anggota kedua dewan itu. Kedudukan MPR yang berdiri sendiri, disamping terdiri dari dua lembaga perwakilan itu menyebabkan struktur parlemen indonesia terdiri atas tiga pilar yaitu MR, DPR, DPD ( trikameral ) yang sama-sama mempunyai kedudukan yang sederajat dengan presiden dan pelaksanaa kekuasaan kehakiman. Dengan adanya prinsip check and balances ini maka kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi bahkan dikontrol dengan sebaik-baiknya, sehingga penyalagunaan kekuasaan oleh aparat penyelenggara negara ataupun pribadi-pribadi yang kebetulan sedang menduduki jabatan dalam lembaga-lembaga negara yang bersangkutan dapat dicegah dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya.

6. Sistem Pemerintahan Presidensil

Kelemahan system presidensil yang diterapkan  di dalam UUD 1945 yang cenderung sangat “ eksekitif heavy “ sudah dapat diatasi melalui pembaharuan mekanisme ketatanegaraan yang diwujudkan dalam UUD ini. Keuntungan sistem presidensil itu justru lebih menjamin stabilitas pemerinyahan. sistem ini juga dapat dipraktekan dengan tetap menerapkan sistem multi-partai yang dapat mengakomodasikan peta konfigurasi kekuatan politik dalam masyarakat yang dilengkapi dengan pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak negatif atau kelamahan bawaaan dari sistem presidensil ini.
1.      Presiden dan wapres merupakan satu institusi penyelanggaraan kekuasaan ekskutif negara yang tertinggi dibawah UUD.
2.      Presiden dan wakilnya dipilih oleh rakyat secara langsung, dan karena itu secara politik tidak bertanggaung jawab kepada MPR atau lembaga parlemen.
3.      Presiden dan wakilnya dapat dimintakan pertanggung jawabannya secara hukum apabila presiden dan wakilnya melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi.
4.      Dalam hal terjadi kekosongan dalam jabatan presiden dan atau wakil presiden pengisisnnya dapat dilakukan melalui pemilihan dalam sidang MPR, akan tetapi hal itu tetap tidak mengubah prinsip pertanggung jawaban presiden kepada rakyat dan tidak kepada parlemen.
5.      Para menteri adalah pembantu presiden  dan wakil presiden. Menteri diangat dan diberhentikan oleh presiden, dan karena itu bertanggungjawab kepada parlemen. Kedudukannya tidak tergantung pada parlemen.
6.      Untuk membatasi keuasaan presiden yang kedudukannya dalam presidensil sangat kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin stabilitas pemerinatahan ditentukan pula masa jabatan presiden lima tahun tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua masa jabatan.
7.         Persatuan dan keragaman

Prinsip persatuan sangat dibutuhkan karena keragaman suku bangsa, agama dan budaya yang diwarisi oleh bangsa indonesia dalam sejarah mengharuskan bangsa indonesia bersatu dengan seerat-eratnya dalam keragaman itu. Keragaman itu merupakan keragaman yang harus dipersatukan tetapi tidak boleh dipersatukan untuk diseragamnka. Prinsip persatuan juga tidak boleh dipersempit maknanya ataupun di identikan dengan pengertian pelembagaan bentuk negara kesatuan yang merupakan bangunan negara yang dibangun atas motto ke-bhineka tunggal-ikaan. Dalam kontek bentuk negara, meskipun bangsa indonesia memilih bentuk negara kesatuan, tetapi didalamnya terselenggara suatu mekanisme dengan memungkinkan tumbuh dan berkembangnya keragaman antar daerah diseluruh tanah air. Dengan perkataan lain  bentuk negara kesatuan republik indonesia diselenggarakan dengan jaminan otonomi yang seluas-luasnya kepda daerah-daerah untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kekayaan yang dimiliki masing-masing.

8.         Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar Sosial

Paham kedaulatan rakyat indonesia selain berkenaan dengan demokrasi politik, juga mencangkup paham demokrasi ekonomi. Sistem perwakilan politik diwujudkan melalui lembaga dewan perwakilan rakyat, sedangkan sistem perwakilan funsional diwujudkan oleh dewan perwakilan daerah. Yang berorientasi pada teritorial dan kedaerahan, dengan demikian perwakilan golongan atau pelaku ekonomi dan golongan-golongan rakyat lainya diluar sistem kepartaian dapat disalurkan aspirasinya melalui lembaga perwakilan daerah. Dalam paham demokrasi soasial negara berfungsi sebagai alat kesejahteraan meskipun gelombang liberalisme dan kapitalisme terus berkembang dan mempengaruhi hampir sebagian seluruh segi kehidupan umat manusia melalui arus globalisasi yang terus meningkat, tetapi aspirasi kearah sosialisme baru diseluruh dunia juga berkembang sebagai pengimbang. Sebagai akibatnya paham kapitalime itu sendiri juga terus mengadopsi elemen konstruktif dari paham sosialisme, dan demikian pula sebaliknya dalam hubungan yang bersifat konvergen, karena itu paham market socialism terus berkembang dalam rangka pengertian pasar sosial.

9.         Cita Masyarakat Madani

Berkaitan dengan pengertian-pengertian yang berkenaan dengan kepentingan keberdayaan masyarakat madani atau civil society. Dalam hubungan antara negara, masyarakat dan pasar. Perkembang sangat pesat disertai oleh gelombang globalisasi yang mempengaruhi peri kehiduipan umat manusia. Pengertian-pengertian masyarakat madani yang perlu ditingkatkan keberdayaanya, haruslah menjadi perhatian sungguh-sungguh  setiap penyelenggara negara.  Bahkan untuk menjamin peradaban bangsa dimasa depan ketiga wilayah domain negara, masyarakat dan pasar itu sama-sama harus dikembangkan keberdayaanya dalam hubungan yang funsional sinergis dan seimbang. Materi undang-undang dasar harus tetap terjamin tingkat abstarksi perumusannya dan disamping itu keseluruhan norma-norma yang bersifat mendasar  memang harus tidak dimuat dalam konstitusi tertulis, bahkan dalam sistem hukum indonesia harus pula dikembangkan adanya pengertian mengenai hukum yang dibuat oleh negara, hukum yang diputus hakim yang merupakan yurisprudensi. Hukum yang dikembangkan sebagai doktrin ilmu hukum. Hukum yang tumbuh dalam praktek. Dan hukum hidup dikalangan masyarakat sendiri. Yang penting untuk disadari adalah institusi negara dibentuk dengan maksud untuk mengambilalih fungsi-fungsi yang secara alamiah dapat dikerjakan sendiri secara lebih efektif dan efisien oleh institusi masyarakat. Institusi negara dibentuk justru dengan maksud untuk makin mendorong tumbuh dan bekembangnya peradaban bangsa indonesia, sesuai dengan cita-cita masyarakat madani yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan batin demokratis dan berkeadilan.